(Islam itu tinggi dan tak ada yang lebih tinggi daripadanya).
Setiap kita mendengar ceramah agama biasanya dimulai dengan ajakan untuk mensyukuri nikmat Iman dan Islam, selain mensyukuri nikmat-nikmat yang lain.
Sayang sekali ajakan mensyukuri Iman dan Islam ini seakan berlalu saja seperti yang seharusnya memang terjadi. Jarang ada sentuhan yang menggugah seperti pada saat kita mensyukuri memperoleh nikmat materi, seperti ketika lulus menjadi sarjana baru, ketika diangkat sebagai pegawai baru, ketika naik pangkat, ketika memiliki rumah baru, ketika mantu baru, atau bahkan ketika mendapat undian berhadiah.
Ketika kita sakit, rasanya nikmat sehat luar biasa. Ketika kesibukan sangat tinggi, waktu luang rasanya sangat berharga. Demikianlah, manusia merasakan pentingnya sesuatu apabila hal itu terlepas dari jangkauannya. Tetapi apakah untuk merasakan nikmatnya Iman dan Islam, harus menjadi kafir terlebih dahulu. Tentu saja tidak perlu dan tidak boleh. Akan tetapi mungkin ada perlunya mengetahui bagaimana orang-orang yang sebelumnya kafir menghayati dan menikmati Iman dan Islam setelah masuk ke agama islam.
Karima Kristie Burns, MH, ND dikenal sebagai perempuan dengan banyak bakat. Ya sebagai editor, penulis, guru, dan juga pakar herbalis yang dikenal dengan teknik penyembuhan alami dan islami. misalnya mengatakan ”perasaan yang hadir persis seperti orang yang baru saja menemukan kembali anggota keluarganya yang telah lama hilang”.
”Ketika saya mengucapkan kalimah syahadat itu, serasa seperti baru melepaskan beban berat yang lepas dari pundak saya. Luar biasa. Saya merasa seperti seorang bayi yang baru dilahirkan,” ujar Debbie Rogers (kemudian menjadi Aisyah) yang telah mengislamkan 30 orang keluarga dan teman-temannya setelah masuk Islam.
Adam Ibrahim (Don Trammell) seorang ahli computer setelah memeluk islam mengatakan seperti merasa “pulang kampung/rumah” setelah mengembara berpuluh tahun.
Ini adalah beberapa contoh, betapa orang yang sebelumnya bukan islam sangat menikmati hidayah keislaman yang mereka terima. Dari sini mereka umumnya memulai untuk meraup ilmu keislaman sebanyak-banyaknya lalu mengamalkan dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga sangat tekun, bahkan untuk yang sunnah-sunnah seperti zikir yang dilantunkan sebanyak-banyaknya, seakan-akan ingin mengqodha puluhan tahun kealpaannya sebelum memeluk islam. Mereka tenggelam dalam kerinduan kepada Allah yang membuncah.
Saudaraku, marilah kita mensyukuri nikmat Iman dan Islam dengan jalan berusaha untuk menikmati setiap melaksanakan kewajiban-kewajiban yang fardhu dan sunnah dan dalam meninggalkan setiap yang haram dan makruh. Dengan demikian apa yang dilaksanakan bukan hanya sekedar melepas kewajiban yang tidak memberi kesan mendalam dalam kalbu.
Saudaraku, apakah kita mengundang orang lain untuk menikmati warisan terbaik(Islam) yang kita miliki, sementara kita sendiri tidak perduli dan tidak sempat untuk menikmatinya.
Ketika kita sakit, rasanya nikmat sehat luar biasa. Ketika kesibukan sangat tinggi, waktu luang rasanya sangat berharga. Demikianlah, manusia merasakan pentingnya sesuatu apabila hal itu terlepas dari jangkauannya. Tetapi apakah untuk merasakan nikmatnya Iman dan Islam, harus menjadi kafir terlebih dahulu. Tentu saja tidak perlu dan tidak boleh. Akan tetapi mungkin ada perlunya mengetahui bagaimana orang-orang yang sebelumnya kafir menghayati dan menikmati Iman dan Islam setelah masuk ke agama islam.
Karima Kristie Burns, MH, ND dikenal sebagai perempuan dengan banyak bakat. Ya sebagai editor, penulis, guru, dan juga pakar herbalis yang dikenal dengan teknik penyembuhan alami dan islami. misalnya mengatakan ”perasaan yang hadir persis seperti orang yang baru saja menemukan kembali anggota keluarganya yang telah lama hilang”.
”Ketika saya mengucapkan kalimah syahadat itu, serasa seperti baru melepaskan beban berat yang lepas dari pundak saya. Luar biasa. Saya merasa seperti seorang bayi yang baru dilahirkan,” ujar Debbie Rogers (kemudian menjadi Aisyah) yang telah mengislamkan 30 orang keluarga dan teman-temannya setelah masuk Islam.
Adam Ibrahim (Don Trammell) seorang ahli computer setelah memeluk islam mengatakan seperti merasa “pulang kampung/rumah” setelah mengembara berpuluh tahun.
Ini adalah beberapa contoh, betapa orang yang sebelumnya bukan islam sangat menikmati hidayah keislaman yang mereka terima. Dari sini mereka umumnya memulai untuk meraup ilmu keislaman sebanyak-banyaknya lalu mengamalkan dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga sangat tekun, bahkan untuk yang sunnah-sunnah seperti zikir yang dilantunkan sebanyak-banyaknya, seakan-akan ingin mengqodha puluhan tahun kealpaannya sebelum memeluk islam. Mereka tenggelam dalam kerinduan kepada Allah yang membuncah.
Saudaraku, marilah kita mensyukuri nikmat Iman dan Islam dengan jalan berusaha untuk menikmati setiap melaksanakan kewajiban-kewajiban yang fardhu dan sunnah dan dalam meninggalkan setiap yang haram dan makruh. Dengan demikian apa yang dilaksanakan bukan hanya sekedar melepas kewajiban yang tidak memberi kesan mendalam dalam kalbu.
Saudaraku, apakah kita mengundang orang lain untuk menikmati warisan terbaik(Islam) yang kita miliki, sementara kita sendiri tidak perduli dan tidak sempat untuk menikmatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar