Senin, 29 Juni 2009

Tauhid Rububiyyah, Bukan Sekedar Pengakuan


penulis Al-Ustadz Abdul Mu’thi
Syariah Kajian Utama 22 - Mei - 2007 02:08:02

Bahwa Allah adl Pencipta Penguasa alam semesta dan Pengatur Rizki atas segenap makhluk-Nya hampir tdk ada yg menyangkal termasuk musyrikin Quraisy dahulu. Namun mengapa mereka tetap diperangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Cukupkah berhenti pada pengakuan semata?

Tak bisa disangkal bahwa alam semesta ini pasti ada yg menciptakan memiliki dan mengaturnya. Ini merupakan perkara aksioma yg ditegaskan oleh fitrah logika panca indera dan syariat. Orang yg mengingkari termasuk manusia yg paling sesat. tdk mungkin alam yg sedemikian mengagumkan ini tercipta secara tiba-tiba atau menciptakan diri sendiri. Tentu semua krn rancangan kehendak Sang Pencipta yaitu Allah Yang Maha Kuasa atas segalanya. Langit bumi lautan daratan matahari bulan bintang dan segenap makhluk besar lain menunjukkan Kemahabesaran Dzat yg telah menciptakan memiliki dan mengaturnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيْثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَاْلأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِيْنَ

“Sesungguh Rabb kalian adl Allah yg telah menciptakan langit dan bumi dlm enam hari lalu Dia Maha Tinggi di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yg mengikuti dgn cepat serta matahari bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah Rabb semesta alam.”
Termasuk perkara yg sangat prinsip dlm mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala adl mengakui keberadaan-Nya sebagai pencipta pemilik dan pengatur Alam semesta. Inilah yg disebut dgn Tauhid Rububiyyah. Penegasan tauhid ini telah dimaklumatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dlm Al-Qur`an pada enam tempat dgn pernyataan yg sama yaitu:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

“Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.”
Adapun keenam tempat itu sebagai berikut:
1. Surat Al-Fatihah: 2
2. Surat Al-An’am: 45
3. Surat Yunus: 10
4. Surat Ash-Shaffat: 182
5. Surat Az-Zumar: 75
6. Surat Ghafir: 65
Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm perkara Rububiyyah berarti mengimani keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta mengesakan-Nya dlm hal penciptaan kepemilikan dan pengaturan. Keempat perkara ini merupakan kandungan dari Tauhid Rububiyyah.

Meyakini Keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Mengenai keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala bisa dipastikan dgn empat argumen yg tdk terbantahkan yakni fitrah logika panca indera dan syariat. Di sini kita mengakhirkan argumen secara syariat bukan krn tdk layak utk dikedepankan bahkan demikianlah yg seharusnya. Tetapi hal ini dimaksudkan utk membantah orang2 yg tdk beriman dgn syariat sama sekali. Allahul Musta’an.
1. Argumen Secara Fitrah
Bahwa tiap makhluk telah diberi fitrah utk beriman dgn keberadaan pencipta tanpa harus berpikir dan diajari terlebih dahulu. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengisyaratkan tentang hal ini di dlm Al-Qur`an melalui firman-Nya:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُوْلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِيْنَ

“Dan ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka : ‘Bukankah Aku ini Rabb kalian?’ Mereka menjawab: ‘Betul kami menjadi saksi.’ agar di hari kiamat kalian tdk mengatakan: ‘Sesungguh kami adl orang2 yg lengah terhadap ini ’.”
Ayat di atas dgn gamblang menerangkan bahwa tiap manusia secara fitrah mengimani keberadaan dan Rububiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala. tdk ada yg berpaling dari tuntutan fitrah ini melainkan krn penyimpangan yg muncul di dlm jiwanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Tidaklah seorang anak dilahirkan melainkan di atas fitrah kedua orangtuanyalah yg mengubah menjadi seorang Yahudi Nashrani atau Majusi.”

2. Argumen Secara Logika
Bahwa seluruh makhluk yg berada di jagad raya ini pasti ada yg menciptakan. Tidak mungkin mereka menciptakan diri mereka sendiri. Karena sesuatu yg awal tdk ada tdk mungkin menciptakan diri sendiri. Demikian pula mereka tdk mungkin tercipta secara tiba-tiba krn sesuatu yg baru tercipta pasti ada penciptanya. Bagaimana mungkin alam yg sedemikian teratur rapi dgn segala rangkaian yg sangat sesuai dan keterkaitan yg sangat erat antara sebab dgn akibat dan antara sebagian wujud dgn yg lain akan dinyatakan tercipta secara tiba-tiba?
Sesuatu yg muncul secara tiba-tiba yg pada asal tercipta tanpa suatu keteraturan tdk mungkin dlm eksistensi dan perkembangan akan terjadi keteraturan yg sedemikian rapi. Oleh sebab itu Allah Yang Maha Agung mengungkap argumen yg logis ini di dlm Al-Qur`an utk menggugah hati kaum musyrikin yg masih tertutup dari keimanan. Allah Subhanahu wa Ta’alaberfirman:

أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُوْنَ. أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ بَل لاَ يُوْقِنُوْنَ. أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُوْنَ

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yg menciptakan ? Ataukah mereka yg telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenar mereka tdk meyakini . Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Rabbmu atau mereka pula yg berkuasa?”
Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu ketika masih dlm keadaan musyrik pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat-ayat ini. Beliau radhiyallahu ‘anhu berkata:

كَادَ قَلْبِي أَنْ يَطِيْرَ، وَذَلِكَ أَوَّلُ مَا وَقَرَ اْلإِيْمَانُ فِي قَلْبِي

“Hampir saja hatiku terbang itulah saat pertama keimanan menancap di dlm hatiku.”
Diriwayatkan bahwa sekumpulan orang2 India yg menganut aliran As-Sumaniyyah mendatangi Abu Hanifah utk mendebat dlm perkara eksistensi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau dikenal sebagai seorang yg sangat cerdas. Beliau menyuruh mereka agar datang kembali setelah satu atau dua hari berikutnya. Kemudian mereka berkata “Bagaimana pendapatmu tentang hal itu?” Beliau menjawab “Aku sedang berpikir mengenai sebuah kapal yg penuh dgn muatan berupa berbagai barang dan mata pencaharian. Kapal itu berlayar mengarungi lautan dan akhir berlabuh di sebuah pelabuhan lalu menurunkan barang-barang kemudian pergi. Padahal tdk ada nahkoda dan para buruh yg bekerja utk mengangkat muatannya.” Mereka berkata “Apakah engkau berpikir demikian?” Beliau menjawab “Iya.” Mereka pun berkata “Kalau begitu berarti engkau tdk punya akal. Apakah masuk akal bahwa sebuah kapal bisa berlayar berlabuh dan pergi kembali tanpa ada nahkodanya? Ini sama sekali tdk masuk akal.” Beliau menjawab “Bagaimana akal kalian tdk bisa menerima hal ini namun bisa menerima bahwa langit matahari bulan bintang-bintang gunung-gunung pepohonan binatang-binatang melata dan manusia secara keseluruhan tdk ada Dzat yg telah menciptakannya?!”
Kisah lain suatu ketika seorang Arab dusun pernah dita “Bagaimana engkau mengenal Rabbmu?” Dia menjawab “Jejak menunjukkan kepada bekas perjalanan. Tahi onta menunjukkan kepada keberadaan onta. mk langit yg memiliki gugusan-gugusan bintang bumi yg memiliki lorong-lorong dan lautan yg memiliki ombak-ombak bukankah semua itu menunjukkan kepada Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat ?”

3. Argumen Secara Panca Indera
Bahwasa mengetahui keberadaan Allah l melalui panca indera bisa ditangkap dari dua sisi:
 Pengabulan doa dan pertolongan kepada orang2 yg tertimpa kesusahan.
Kita mendengar dan menyaksikan bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doa orang2 yg meminta kepada-Nya dan menolong orang2 yg menghadapi kesusahan. Semua menunjukkan secara pasti tentang keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَنُوْحًا إِذْ نَادَى مِنْ قَبْلُ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيْمِ

“Dan Nuh sebelum itu ketika dia berdoa dan kami mengabulkan doa lalu kami selamatkan dia beserta keluarga dari bencana yg besar.”

إِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ مُرْدِفِيْنَ

“ ketika kalian memohon pertolongan kepada Rabbmu lalu Dia mengabulkan bagi kalian: ‘Sesungguh Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dgn seribu malaikat yg datang berturut-turut’.”
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Seorang Arab dusun datang menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Jum’at ketika beliau tengah berkhutbah. Dia berkata ‘Wahai Rasulullah segenap harta telah binasa dan para keluarga telah lapar mk berdoalah engkau kepada Allah utk kami.’ Beliau pun mengangkat kedua tangan seraya berdoa. mk menggumpallah awan-awan laksana gunung-gunung. Tidaklah beliau turun dari mimbar sampai aku melihat hujan menetes di atas jenggotnya. Kemudian pada Jum’at yg kedua orang Arab dusun itu –atau mungkin juga yg selainnya– kembali berdiri. Dia berkata ‘Wahai Rasulullah bangunan-bangunan telah hancur dan segenap harta telah tenggelam mk berdoalah engkau kepada Allah utk kami.’ Beliau pun kembali mengangkat kedua tangan sembari berdoa ‘Ya Allah di sekitar kami dan bukan pada kami.’ Tidaklah beliau menunjuk kepada satu arah melainkan telah terbuka.”
Pengabulan doa bagi orang2 yg meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menjadi sebuah perkara yg disaksikan sampai masa kita ini selama mereka menyandarkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn sebenar-benar dan memenuhi syarat-syarat pengabulan doa.

 Mukjizat-mukjizat para Nabi
Manusia mendengar dan menyaksikan bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala membela dan menolong para Nabi dan Rasul-Nya dgn pelbagai mukzijat di luar batas kemampuan manusia biasa. Semua itu adl bukti konkret yg mengungkap keberadaan Dzat yg telah mengutus mereka dgn kebenaran. Di sana terdapat beberapa contoh nyata dan dikisahkan di dlm Al-Qur`an di antaranya:
Yang pertama: Mukjizat Nabi Musa ‘alaihissalam ketika beliau diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’alauntuk memukulkan tongkat ke laut. mk lautan terbelah menjadi duabelas jalan yg kering. Sementara air berada di antara jalan-jalan itu seperti gunung yg besar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوْسَى أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيْمِ

“Lalu kami wahyukan kepada Musa: ‘Pukullah lautan itu dgn tongkatmu.’ mk terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adl seperti gunung yg besar.”
Yang kedua: Mukjizat Nabi ‘Isa ‘alaihissalam ketika beliau melakukan beberapa perkara yg benar-benar di luar batas kemampuan manusia biasa. Di antara beliau bisa menghidupkan kembali orang yg sudah meninggal dan mengeluarkan dari kubur mereka dgn seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَرَسُوْلاً إِلَى بَنِي إِسْرَائِيْلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّيْنِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيْهِ فَيَكُوْنُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللهِ وَأُبْرِئُ اْلأَكْمَهَ وَاْلأَبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَى بِإِذْنِ اللهِ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُوْنَ وَمَا تَدَّخِرُوْنَ فِي بُيُوْتِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ

“Dan Rasul kepada Bani Israil : ‘Sesungguh aku telah datang kepada kalian dgn membawa suatu tanda dari Rabb kalian yaitu aku membuat utk kalian dari tanah berbentuk burung; Kemudian aku meniup mk ia menjadi seekor burung dgn seizin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yg buta sejak dari lahir dan orang yg berpenyakit sopak. Dan aku menghidupkan orang mati dgn seizin Allah. Dan aku kabarkan kepada kalian apa yg kalian makan dan apa yg kalian simpan di rumah kalian. Sesungguh pada yg demikian itu terdapat sesuatu tanda bagi kalian jika kalian sungguh-sungguh beriman’.”

إِذْ قَالَ اللهُ يَا عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلى وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدْتُكَ بِرُوْحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلاً وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَاْلإِنْجِيْلَ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّيْنِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيْهَا فَتَكُوْنُ طَيْرًا بِإِذْنِي وَتُبْرِئُ اْلأَكْمَهَ وَاْلأَبْرَصَ بِإِذْنِي وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَى بِإِذْنِي وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيْلَ عَنْكَ إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا مِنْهُمْ إِنْ هَذَا إِلاَّ سِحْرٌ مُبِيْنٌ

“ ketika Allah mengatakan: Hai Isa putra Maryam ingatlah ni’mat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dgn Ruhul Qudus. Kamu dapat berbicara dgn manusia di waktu masih dlm buaian dan sesudah dewasa; dan di waktu Aku mengajar kamu menulis hikmah Taurat dan Injil dan di waktu kamu menjadikan dari tanah yg berupa burung dgn ijin-Ku Kemudian kamu meniup lalu bentuk itu menjadi burung dgn seizin-Ku. dan di waktu kamu menyembuhkan orang yg buta sejak dlm kandungan ibu dan orang yg berpenyakit sopak dgn seizin-Ku. Dan di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur dgn seizin-Ku dan di waktu Aku menghalangi Bani Israil di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yg nyata lalu orang2 kafir di antara mereka berkata: “Ini tdk lain melainkan sihir yg nyata.”
Yang ketiga: Mukjizat Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau diminta oleh orang2 Quraisy utk mendatangkan sebuah tanda kebenaran kenabian dan kerasulannya. mk beliau memberi isyarat ke arah bulan yg kemudian terbelah menjadi dua dan manusia pun menyaksikannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ. وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُوْلُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ

“Telah dekat datang hari kiamat dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka melihat suatu tanda mereka berpaling dan berkata: ‘ sihir yg terus menerus’.”
Demikianlah tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala yg bisa ditangkap oleh panca indera sebagaimana tersebut di atas yg merupakan mukjizat-mukjizat yg dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala membela dan menolong para Nabi dan Rasul-Nya. Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa semua itu menunjukkan keberadaan Dzat Yang Maha Pencipta atas seantero alam ini.

4. Argumen Secara Syariat
Bahwasa seluruh kitab samawi telah berbicara tentang keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Segala hukum yg termuat di dlm mengandung kemaslahatan-kemaslahatan bagi para makhluk. Yang demikian ini menunjukkan bahwa kitab-kitab itu datang dari sisi Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Mengetahui kebaikan-kebaikan bagi para hamba. Seluruh peristiwa yg diberitakan-Nya dan dipersaksikan kebenaran oleh realita kehidupan manusia juga menunjukkan bahwa kitab-kitab itu datang dari Rabb Yang Maha Kuasa utk mewujudkan apa saja yg telah dikabarkan-Nya.

Mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm hal Penciptaan
Maksud seorang hamba harus meyakini bahwa tdk ada yg Maha Mencipta seluruh makhluk kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيْثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَاْلأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِيْنَ

“Sesungguh Rabb kalian ialah Allah yg telah menciptakan langit dan bumi dlm enam hari lalu dia Maha Tinggi di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yg mengikuti dgn cepat serta matahari bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah Rabb semesta alam.”

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُوْنَ

“Hai manusia ingatlah akan ni’mat Allah kepada kalian. Adakah Pencipta selain Allah yg dapat memberikan rizki kepada kalian dari langit dan bumi? Tidak ada sesembahan yg benar selain Dia mk mengapa kalian berpaling ?”
Perbuatan mencipta juga bisa dilakukan oleh manusia. Berbagai hasil ciptaan manusia telah dipersaksikan oleh alam ini. Di sana terdapat pencipta-pencipta selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh krn itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ

“Maka Maha Agung Allah sebaik-baik pencipta.”
Di dlm sebuah hadits telah diterangkan ancaman bagi para penggambar di hari kiamat nanti yaitu dinyatakan kepada mereka:

أَحْيُوْا مَا خَلَقْتُمْ

“Hidupkanlah apa yg telah kalian ciptakan.”
Ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa perbuatan mencipta terkadang dinisbatkan pula kepada manusia. Namun yg perlu diingat adl perbedaan hakikat mencipta antara yg dinisbatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn yg dinisbatkan kepada manusia. Perbuatan mencipta bagi manusia arti mengubah wujud sesuatu yg sudah ada kepada wujud yg lain bukan mewujudkan sesuatu yg tdk ada menjadi ada. Yang demikian itupun masih terbatas sekali dgn kemampuan manusia yg sangat sempit dan kecil. Hal ini tentu amat berbeda dgn perbuatan Allah yg bisa mencipta apa saja sekehendak-Nya dgn kemahakuasaan yg tanpa batas. Kesimpulan kita tetap meyakini tdk ada yg Maha Mencipta kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm hal Kepemilikan
Maksud seorang hamba harus meyakini bahwa tdk ada yg Maha Memiliki seluruh makhluk kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha berkuasa atas segala sesuatu.”

قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيْرُ وَلاَ يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

“Katakanlah: ‘Siapakah yg di tangan-Nya berada kepemilikan segala sesuatu sedangkan Dia melindungi dan bukan dilindungi atas-Nya jika kalian mengetahui?’.”
Memiliki bukanlah perkara yg langka di tengah manusia. Selain Allah Subhanahu wa Ta’ala manusia juga bisa memiliki sesuatu. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan kepemilikan manusia di dlm Al-Qur`an. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِلاَّ عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِيْنَ

“Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yg mereka miliki mk sesungguh mereka dlm hal ini tiada terceIa.”

أَوْ مَا مَلَكْتُمْ مَفَاتِحَهُ

“Atau apa yg kalian miliki kunci-kuncinya.”
Kepemilikan manusia tdk sama dgn kepemilikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kepemilikan manusia terbatas dgn apa yg dimiliki saja. Meski demikian sesuatu yg dimiliki tdk boleh dia pergunakan dgn sebebas-bebasnya. Dia harus mengindahkan rambu-rambu syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm mempergunakan agar diri tdk dinyatakan melampaui batas. Oleh krn itu kepemilikan manusia sangat terbatas dan dibatasi sedangkan kepemilikan Allah Subhanahu wa Ta’ala adl mutlak. Maksud kepemilikan Allah Subhanahu wa Ta’ala tdk terbatas dgn apapun dan tdk dibatasi oleh apapun. Seluruh alam ini adl milik-Nya dan Dia bebas berbuat apa saja sekehendak-Nya. Kesimpulan bahwa tdk ada yg Maha Memiliki seluruh makhluk kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm hal Pengaturan
Maksud seorang hamba meyakini bahwa tdk ada yg Maha Mengatur seluruh makhluk kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَنْ يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ فَسَيَقُوْلُوْنَ اللهُ فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُوْنَ

“Dan siapakah yg mengatur segala urusan?” mk mereka akan menjawab: “Allah.” mk katakanlah: “Mengapa kalian tdk bertakwa kepada-Nya?”
Sedangkan manusia bila mengatur mk hanya terbatas pada apa yg dimiliki dan diizinkan dlm syariat. mk tdk ada yg Maha Mengatur di alam ini melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam bish-shawab.

Rububiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala Diakui Fitrah Kaum Musyrikin
Tauhid Rububiyyah merupakan fitrah yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala letakkan pada diri manusia semenjak mereka belum dilahirkan ke dunia ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُوْلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِيْنَ

“Dan ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka : ‘Bukankah Aku ini Rabbmu?’ Mereka menjawab: ‘Betul kami menjadi saksi.’ agar di hari kiamat kalian tdk mengatakan: ‘Sesungguh kami adl orang2 yg lengah terhadap ini ’.”

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا فِطْرَةَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dgn lurus kepada agama Allah fitrah Allah yg telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada penciptaan Allah. agama yg lurus tetapi kebanyakan manusia tdk mengetahui.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Tidaklah seorang anak dilahirkan melainkan di atas fitrah mk kedua orang tua yg mengubah menjadi seorang Yahudi Nasrani atau Majusi.”
Tauhid Rububiyyah merupakan fitrah yg diakui oleh siapapun dlm kehidupan ini kecuali hanya segelintir orang yg nyeleneh dan menyimpang dari keumuman manusia. Bahkan kaum musyrikin yg telah dikafirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan diperangi oleh Rasul-Nya juga mengakui Tauhid Rububiyyah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيْزُ الْعَلِيْمُ

“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: ‘Siapakah yg menciptakan langit dan bumi?’ Niscaya mereka akan menjawab: ‘Semua diciptakan oleh Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui’.”

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ فَسَيَقُوْلُوْنَ اللهُ فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُوْنَ

“Katakanlah: ‘Siapakah yg memberi rizki kepada kalian dari langit dan bumi atau siapakah yg kuasa pendengaran dan penglihatan dan siapakah yg mengeluarkan yg hidup dari yg mati dan mengeluarkan yg mati dari yg hidup dan siapakah yg mengatur segala urusan?’ mk mereka akan menjawab: ‘Allah.’ mk katakanlah: ‘Mengapa kamu tdk bertakwa kepada-Nya?’.”

Penyimpangan dari Tauhid Rububiyyah
Telah dijelaskan sebelum bahwa keumuman manusia mengakui Tauhid Rububiyyah kecuali hanya segelintir orang nyeleneh dan menyimpang. Penyimpangan dari Tauhid Rububiyyah terbagi kepada tiga jenis keyakinan:
 Mengingkari dan kafir terhadap secara mutlak. Keyakinan ini dianut oleh kaum Duhriyyah sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَقَالُوا مَا هِيَ إِلاَّ حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوْتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلاَّ الدَّهْرُ

“Dan mereka mengatakan: ‘Kehidupan ini tdk lain hanyalah kehidupan di dunia saja kita mati dan kita hidup dan tdk ada yg akan membinasakan kita selain masa’.”
Juga dianut oleh kaum atheis/komunis yg mengatakan bahwa tdk ada pencipta dan bahwa kehidupan ini hanya sebatas materi. Dianut pula oleh sebagian kaum filsafat yg tdk meyakini keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
 Menia-dakan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menetapkan kepada yg selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keyakinan ini sebagaimana yg dianut oleh Fir’aun ketika mengucapkan:

أَنَا رَبُّكُمُ اْلأَعْلَى

“Akulah Rabbmu yg paling tinggi.”
 Menyekutukannya. Keyakinan ini setak terdapat pada tiga aliran sesat sebagai berikut:
1. Al-Qadariyyah yg meyakini bahwa manusia menciptakan perbuatan mereka sendiri selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berarti menurut mereka bahwa di alam ini ada dua pencipta yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala dan manusia yg menciptakan perbuatan sendiri.
2. Al-Majusi yg meyakini keberadaan dua pencipta pencipta kebaikan dan pencipta keburukan . Mereka telah mengkafiri dan sekaligus menyekutukan perkara Rububiyyah.
3. orang2 Shufiyyah yg meyakini bahwa sebagian para wali yg mereka gelari dgn Al-Aqthab memiliki pengaruh atas urusan alam ini bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan sebagian mereka meninggikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sederajat dgn Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm perkara Rububiyyah dari sisi memberi kemanfaatan dan menolak bahaya.
Wallahu a’lam bish-shawab.

Tauhid Rububiyyah Menuntut Tauhid Uluhiyyah
Yang dimaksud dgn Tauhid Uluhiyyah yaitu menyerahkan seluruh jenis ibadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata tdk ada sekutu bagi-Nya. Bila seseorang mengakui Tauhid Rububiyyah seharus dia memiliki Tauhid Uluhiyyah. Dua jenis tauhid ini saling terpaut erat dgn yg lain. Ha mengimani Tauhid Rububiyyah tanpa Tauhid Uluhiyyah tidaklah memasukkan seseorang ke dlm Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengkafirkan orang2 musyrik yg terdahulu walaupun mereka mempercayai Tauhid Rububiyyah. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengecam mereka utk menunaikan Tauhid Uluhiyyah setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala meminta pengakuan mereka terhadap Tauhid Rububiyyah. Yang demikian ini banyak dipaparkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dlm Al-Qur`an. Marilah kita perhatikan ayat-ayat berikut ini:

قُلْ لِمَنِ اْلأَرْضُ وَمَنْ فِيْهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. سَيَقُوْلُوْنَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلاَ تَذَكَّرُوْنَ. قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ. سَيَقُوْلُوْنَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلاَ تَتَّقُوْنَ. قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيْرُ وَلاَ يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. سَيَقُوْلُوْنَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُوْنَ

“Katakanlah: ‘Kepunyaan siapakah bumi ini dan semua yg ada pada jika kalian mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kalian tdk mengambil peringatan?’ Katakanlah: ‘Siapakah yg Empunya langit yg tujuh dan yg Empunya ‘Arsy yg besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kalian tdk bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yg di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedangkan dia melindungi tetapi tdk ada yg dapat dilindungi dari -Nya jika kalian mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘ mk dari jalan manakah kalian ditipu?’.”

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ فَسَيَقُوْلُوْنَ اللهُ فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُوْنَ

“Katakanlah: ‘Siapakah yg memberi rizki kepada kalian dari langit dan bumi atau siapakah yg kuasa pendengaran dan penglihatan dan siapakah yg mengeluarkan yg hidup dari yg mati dan mengeluarkan yg mati dari yg hidup dan siapakah yg mengatur segala urusan?’ mk mereka akan menjawab: ‘Allah.’ mk katakanlah: ‘Mengapa kalian tdk bertakwa kepada-Nya?’.”
Secara fitrah seorang yg mengimani Tauhid Rububiyyah dgn benar niscaya dia akan menunaikan Tauhid Uluhiyyah. Karena tdk ada dalil yg lbh kokoh utk menuju Tauhid Uluhiyyah daripada Tauhid Rububiyyah. Oleh krn itu Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu mengungkit perkara Rububiyyah utk mengajak manusia agar menunaikan perkara Uluhiyyah. Karena ini adl fitrah manusia yg telah diletakkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Marilah kita simak ayat-ayat berikut ini:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ. الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اْلأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلاَ تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

“Wahai manusia sembahlah Rabb kalian yg telah menciptakan kalian dan orang2 yg sebelum kalian agar kalian bertakwa. Dialah yg menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap dan dia menurunkan air dari langit lalu dia menghasilkan dgn hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki utk kalian Karena itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian Mengetahui.”

ذَلِكُمُ اللهُ رَبُّكُمْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوْهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلٌ

“ demikian itu ialah Allah Rabb kalian tdk ada sesembahan yg benar selain Dia Pencipta segala sesuatu. mk beribadahlah kepada-Nya dan Dia atas segala sesuatu Maha mewakili.”

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ

“Dan Aku tdk menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Setelah keterangan di atas mk barangsiapa yg mengira bahwa bertauhid makna mengakui keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala saja atau mengakui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adl sang pencipta dan pengatur alam ini tanpa memurnikan ibadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala berarti dia belum mengerti hakikat tauhid yg didakwahkan para rasul ‘alaihimussalam.
Termasuk dari keistimewaan Rububiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala adl kesempurnaan yg mutlak dari seluruh sisi tanpa kekurangan sedikit pun. Hal ini menuntut agar seluruh ibadah hanya diserahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Demikian pula pengagungan pemuliaan rasa takut harapan doa tawakal taubat minta tolong puncak perendahan diri dan rasa cinta serta semua ibadah yg lain wajib diserahkan hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Dan tdk benar bila ibadah diserahkan kepada yg selain Allah Subhanahu wa Ta’ala baik dipandang secara logika syariat maupun fitrah.

Daftar Rujukan:
1. Al-Qur`an
2. Syarah ‘Aqidah Al-Wasithiyyah karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
3. Al-Qaulul Mufid Syarah Kitabut Tauhid karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
4. Nubdzatun fil ‘Aqidah karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
5. At-Tauhid karya Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan
6. Al-Qaulul Mufid karya Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushabi
7. Tuhfatul Murid karya Nu’man Al-Watar

Sumber: www.asysyariah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar