Ditulis oleh Ustadz Nur Rohim Yunus, Lc |
Bertaqwalah kepada Allah Swt, taqwa dalam arti memelihara diri dari segala bentuk kemusyrikan dan kemunafikan, yakni dengan menta’ati dan mengerjakan semua perintah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Juga taqwa yang dapat menumbuhkan amal-amal saleh yang nyata sebagai pembuktian kebenaran iman, sebab segala perbuatan dan amal manusia, baik atau jahatnya pencerminan imannya terhadap Allah Swt. Shalawat dan salam marilah kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw dan keluarga, sahabat-sahabat serta para pengikutnya.Selanjutnya marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita, sehingga atas ijin-Nya kita dalam keadaan sehat wal’afiat dapat melaksanakan tugas-tugas kita sebagai manusia dan hamba Allah, dan kita bisa menunaikan shalat jamaah Jum’at hari ini. Ada enam hal yang apabila dikaruniai oleh Allah Swt kepada kita, maka tidak akan terhalang bagi kita enam hal pula. 1. Barangsiapa yang dikaruniai syukur maka tidak akan dihalangi dari penambahan nikmat. لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ Sungguh jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (QS. Ibrahim: 07) 2. Barangsiapa yang dikaruniai kesabaran, maka ia tidak akan terhalang dari pahala. إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Azzumar: 10) 3. Barangsiapa yang dikaruniai taubat, maka ia tidak akan terhalang dari pengampunan. 6. barangsiapa yang dikarunia doa, maka ia tidak akan terhalang dari dikabulkan.وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنْ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ “Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hambanya, dan memaafkanmu dari kesalahan dan mengetahui apa-apa yang kamu lakukan. (QS. Asy-Syura: 25) 4. Barangsiapa yang dikaruniai istiqhfar, maka ia tidak akan terhalang dari pengampunan, اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” (QS. Nuh: 10) 5. Barangsiapa yang dikaruniai berinfak, maka ia tidak akan terhalang dari balasan ganti. وَمَا أَنفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ “Dan apapun yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya.” (QS. Saba’: 39) ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ “Berdoalah kepadaKu niscaya akan Aku perkenankan bagimu. (QS. Ghofir: 60) Dari keenam hal tadi kita dapat mengetahui bahwasanya tidak ada sesuatu yang kita lakukan atau harapkan kecuali pasti Allah Swt akan membalasnya. Seperti bila kita mau bersyukur, maka Allah berikan tambahan nikmat dan karunia kepada kita, bila kita bersabar, Allah berikan kita ganjaran pahala, bila kita bertaubat, Ia bukankan pintu taubat kepada kita, bila kita beristiqhfar, maka Allah berikan pengampunan, bila kita berinfak, shadaqoh atau zakat, maka diberikan ganti yang berlipat-lipat ganti. Dan bila kita mau berdoa, memohon atau bermunajat kepada Allah Swt maka ia akan mengabulkan permohonan kita. Allah Swt. berada didekat hambaNya yang mendekatkan diri kepada Nya. Bahkan lebih dekat dari urat leher kita sendiri. Tetapi, sebaliknya bila kita menjauh dariNya, maka Ia pun akan menjauhi kita. Oleh karena itulah, hendaknya kita selalu mengucapkan kalimat Lailaha Illallah agar bertambah iman kita. Supaya dengan bertambahnya iman, akan bertambah pula kedekatan diri kepada Allah Swt. Ada banyak keluhan yang dirasakan oleh orang-orang yang berdoa. Mereka meminta kepada Allah, tetapi belum mendapatkan jawaban dari doanya. Sehingga akhirnya muncul rasa pesimis, bahwa Allah tidak mendengarkan keluhan dan kesusahannya. Mengapa? Pada hakikatnya –sebagaimana ayat diatas “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku kabulkan”- adalah sebuah janji yang mutlak tidak mungkin diingkari oleh Allah Swt. karena sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji (QS. Ra’d: 31). Sabda Rasulallah Saw: “Tidak ada seorang muslim yang berdoa melainkan akan dikabulkan, ada kalanya disegerakan didunia, ada kalanya disimpankannya untuknya di akhirat. Dan ada kalanya digunakan untuk menghapuskan dosa-dosanya sesuai dengan kadar doa yang ia ucapkan selama ia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan tali persaudaraan”. Dan beliaupun bersabda: “Nanti pada hari kiamat Allah Swt akan memperlihatkan setiap doa yang dipanjatkan oleh setiap orang sewaktu di dunia yang tidak Allah kabulkan, dimana Allah berfirman: Hambaku, pada suatu hari kamu memanjatkan doa kepadaku, namun Aku tahan doamu itu, maka inilah pahala sebagai pengganti doamu itu”. Orang yang berdoa itu terus menerus diberi pahala sehingga ia berharap kiranya semua doanya itu hanya dibalas di akhirat saja dan tidak diberikan di dunia”. Dari kedua hadist diatas, kita akan mengerti bahwa tidak semua apa-apa yang kita minta (doa) kepada Allah, tidak selalu baik untuk dikabulkan di dunia. Tetapi boleh jadi akan lebih baik bila diterima di akhirat kelak. Dan pada saat kita berdoa memohon kepada Allah, pada hakikatnya kita berada pada posisi dekat kepada Allah, sehingga walau tak dikabulkan di dunia, malah menjadi pahala penghapus dosa-dosa lalu. Lalu mengapa kita tidak berdoa? Berdoa adalah ibadah. Bahkan dikatakan sebagai ruhnya ibadah. Orang yang hidupnya tidak dilewati dengan berdoa maka ia adalah makhluk yang sombong. Padahal perilaku sombong adalah termasuk bagian sifat penghuni jahanam. Sabda Rasulallah Saw: الدعاء هو العبادة ثم قرأ قوله تعالى وقال ربكم ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ Doa itu adalah ibadah. Kemudian beliau membaca firman Allah ta’ala (yang artinya): “Dan Tuhanmu berfirman: “berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina” Abu Dzar al-Ghifari berkata: Doa itu melengkapi amal kebajikan sebagaimana garam melengkapi makanan. Seseorang yang berdoa hendaknya jangan tergesa-gesa, karena sesungguhnya orang yang berdoa kepada Allah niscaya akan dikabulkan segera atau lambat. Kadang kala permohonannya dikabulkan seketika, kadangkala dikabulkan pada waktu yang agak lama, kadang kala tidak dikabulkan di dunia dan nanti akan diganti dengan pahala di akhirat. Setiap kita hendaknya selalu memposisikan diri sebagai hamba Allah yang berdoa, menangis di keheningan malam, memohon ampunan atas segala dosa di masa lalu. Memohon limpahan kemudahan hidup serta diselamatkan kelak dari api neraka. Manusia yang merasa telah cukup puas dengan apa yang didapatkan didunia sehingga tidak mau berdoa adalah termasuk manusia yang merugi karena kesombongannya di hadapan Allah Swt. Para nabi dan rasulpun selalu menengadahkan tangan memohon dan berdoa kepada Allah Swt siang dan malam tanpa lelah. Mereka yang telah dijamin kebahagiaan di akhirat kelak masih mau meminta pertolongan Allah. Sedang kita yang belum tahu di mana tempat akhir persinggahan masih melalaikan fasilitas doa yang telah disedia di dunia. Sebagai suri tauladan kita dapat temukan beberapa kisah para nabi dan rasul yang berdoa untuk mendapatkan hajat dan keinginan mereka. Seperti: رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنْ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ1. Nabi Adam As bapak para manusia memohon ampunan karena telah mendzalimi dirinya memakan buah khuldi di surga. Saat diturunkan didunia, setiap hamparan tanah tak terlepas dari tetesan air mata penyesalan beliau. Doa beliau: رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’raf: 23) 2. Nabi Ibrahim As bapak para nabi mendoakan tanah suci makkah sebagai tanah yang diberkati oleh Allah, sehingga walau pun terdiri dari tanah yang tandus dan berbatuan, tetapi selalu dilimpahi rahmat dari berbagai buah-buah. "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (Albaqoroh: 126) 3. Nabi Musa as, nabi yang telah menyelamatkan bani Israil dari kukungan Firaun di mesir, pada saat beliau mendapat kesusahan untuk berdakwah karena cacat pada lidahnya, maka ia berdoa: رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي، وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي، وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي، يَفْقَهُوا قَوْلِي "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku (QS. Thoha: 25-28) 4. Nabi Sulaiman As, seorang yang mendapat kenikmatan dunia yang luar biasa, yang memiliki kekuasaan atas jin, manusia, binatang, angin dan air masih mampu mengucapkan doa. رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ. "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (QS. An-Naml: 19) Masih banyak doa-doa yang diucapkan para nabi dalam al-Quran, yang tentunya bila kita mau mentadaburi nya kita akan menjadi malu. Alangkah sombongnya kita, alangkah angkuhnya kita, alangkah malangnya diri kita yang telah menyia-nyiakan waktu dan umur kita dari perbuatan doa kepada Allah sedang para Nabi pun berdoa. Berdoalah, agar kita selamat di dunia dan akhirat. |
Selasa, 02 Juni 2009
Para Nabi pun Berdoa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar