Senin, 29 Juni 2009

Menyelesihi sunnah menuai ancaman


penulis Al Ustadz Qomar Suaidi Lc
Syariah Kajian Utama 05 - Juli - 2003 06:22:15

Allah mengancam dgn keras orang2 yg berani membantah ajaran Nabi-Nya. Tidak saja diancam dgn adzab akhirat namun banyak yg disegerakan hukuman di dunia.

Salah seorang murid Imam Ahmad bernama Abu Thalib mengatakan: “Saya mendengar Imam Ahmad dita tentang sebuah kaum yg meninggalkan hadits dan cenderung kepada pendapat Sufyan .” mk Imam Ahmad berkata: “Saya meresa heran terhadap sebuah kaum yg tahu hadits dan tahu sanad hadits serta keshahihan lalu meninggalkan lantas pergi kepada pendapat Sufyan dan yg lain padahal Allah berfirman “Maka hendaklah berhati-hati orang yg menyelisihi perintah Rasul-Nya utk tertimpa fitnah atau tertimpa adzab yg pedih.” . Tahukah kalian apa arti fitnah? Fitnah adl kufur. Allah berfirman . “Dan fitnah itu lbh besar daripada pembunuhan.”

Ayat yg dibacakan oleh Imam Ahmad tersebut benar-benar merupakan ancaman keras bagi orang2 yg menyelisihi Sunnah Nabi. Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini katanya: “Hendaklah takut siapa saja yg menyelisihi syariat Rasul secara lahir maupun bathin utk tertimpa fitnah dlm hati baik berupa kekafiran kemunafikan atau bid’ah atau tertimpa adzab yg pedih di dunia dgn dihukum mati atau dihukum had atau dipenjara atau sejenisnya.”

Allah juga berfirman:
“Wahai orang2 yg beriman janganlah kalian keraskan suara kalian di atas suara Nabi dan jangan kalian bersuara keras terhadap Nabi sebagaimana keras suara sebagian kalian kepada sebagian yg lain supaya tdk gugur amal kalian sedangkan kalian tdk menyadarinya.”

Ibnul Qayyim menjelaskan ayat ini katanya: “Allah memperingatkan kaum mukminin dari gugur amal-amal mereka dgn sebab mereka mengeraskan suara kepada Rasul sebagaimana keras suara mereka kepada sebagian yg lain. Padahal amalan ini bukan merupakan kemurtadan bahkan sekedar maksiat akan tetapi ia dapat menggugurkan amalan dan pelaku tdk menyadari. Lalu bagaimana dgn yg mendahulukan ucapan petunjuk dan jalan seseorang di atas ucapan petunjuk dan jalan Nabi?! Bukankah yg demikian telah menggugurkan amalan sedang dia tdk merasa?” .

Dalam hadits yg lalu Nabi menyebutkan:
“Barangsiapa yg membenci Sunnahkudia bukan dari golonganku.” .

Maksud bukan dari golonganku arti dia termasuk orang kafir jika ia berpaling dari Sunnah Nabi tdk meyakini Sunnah itu sesuai dgn nyatanya. Tapi jika ia meninggalkan krn menggampangkan mk ia tdk di atas tuntunan Nabi.

Ancaman-ancaman tersebut cukup menakutkan tapi ada yg tdk kalah menakutkan yaitu bahwa orang yg menentang Sunnah Nabi terkadang Allah percepat hukuman semasa mereka di dunia sebagaimana diriwayatkan dlm beberapa riwayat di antaranya:

“Dari Abdulah bin Abbas dari Nabi bahwa beliau bersabda: ‘Jangan kalian datang kepada istri kalian di malam hari.’ Kemudian di suatu saat Nabi datang dari safar mk tiba-tiba dua orang pergi mendatangi istri mereka mk kedua mendapati istri mereka sudah bersama laki2 lain.

Didapati istri mereka bersama laki2 lain adl hukuman bagi mereka dimana mereka melanggar larangan Nabi utk mendatangi istri mereka di malam hari sepulang dari safar kecuali jika sebelum mereka sudah terlebih dahulu memberi tahu bahwa mereka akan datang di malam itu mk yg demikian diperbolehkan sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar dlm Fathul Bari

Salamah bin Al Akwa’ berkata: “Bahwa seseorang makan dgn tangan kiri di hadapan Rasulullah mk Rasulullah menegurnya: ‘Makanlah dgn tangan kananmu.’ Ia menjawab: ‘Saya tdk bisa.’ mk Nabi katakan: ‘Semoga kamu tdk bisa. Tidaklah menghalangi dia kecuali sombong.’ Akhir ia tdk dapat mengangkat tangan ke mulutnya.” .

Abdurrahman bin Harmalah mengisahkan seseorang datang kepada Said bin Al Musayyib megucapkan salam perpisahan utk haji atau umrah lalu Said mengatakan kepadanya: “Jangan kamu pergi hingga kamu shalat dulu krn Rasulullah bersabda: ‘Tidaklah ada yg keluar dari masjid setelah adzan kecuali seorang munafik kecuali seorang yg terdorong keluar krn kebutuhan dan ingin kembali ke masjid.’ Kemudian orang itu menjawab: “Sesungguh teman-temanku berada di Harrah” lalu keluarlah dia dari masjid mk Said terus terbayang-bayang mengingat sampai beliau dikhabari bahwa orang tersebut jatuh dari kendaraan dan patah pahanya.

Abu Abdillah Muhammad bin Ismail At Taimi mengatakan diri membaca pada sebagian kisah-kisah bahwa sebagian ahlul bid’ah ketika mendengar sabda Nabi:
“Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidur mk janganlah ia celupkan tangan ke bejana sebelum mencuci terlebih dahulu krn sesungguh ia tdk tahu di mana tangan barmalam.”

Maka ahlul bid’ah tersebut mengatakan dgn nada mengejek: “Saya tahu di mana tanganku bermalam tanganku bermalam di kasur.” Lalu pagi dia bangun dari tidur dlm keadaan tangan sudah masuk ke dlm dubur sampai ke lengannya.

At Taimy lalu berkata: “Maka berhati-hatilah seseorang utk menganggap remeh Sunnah dan sesuatu yg bersifat mengikut perintah agama. Lihatlah bagaimana akibat jelek menyampaikan kepadanya.”

Al Qadhi Abu Tayyib menceritakan kejadian yg ia alami katanya: “Kami berada di sebuah majlis kajian di masjid Al Manshur. Datanglah seorang pemuda dari daerah Khurasan ia berta tentang masalah musharat lalu dia minta dalil sehingga disebutkan dalil dari hadits Abu Hurairah yg menjelaskan masalah itu. Dia -orang itu bermadzhab Hanafi – mengatakan: ‘Abu Hurairah tdk bisa diterima haditsnya’ mk belum sampai ia tuntaskan ucapan tiba-tiba jatuh seekor ular besar dari atap masjid sehingga orang2 loncat karena dan pemuda itu lari darinya. Ular itupun terus mengikutinya. Ada orang mengatakan: ‘Taubatlah engkau! Taubatlah engkau!’ Kemudian dia mengatakan ‘Saya bertaubat.’ mk pergilah ular itu dan tdk terlihat lagi bekasnya.” Adz Dzahabi berkata bahwa sanad kisah ini adl para imam.

Itulah beberapa kejadian nyata -insya Allah- dan bukan cerita fiktif yg diada-adakan tetapi cerita-cerita yg diriwayatkan dgn sanad. Tentu yg demikian menjadi pelajaran buat kita krn bukan hal yg mustahil kejadian di atas terjadi di masa kita sebagaimana terjadi di masa dulu manakala ada seseorang yg menghina Sunnah Nabi. Ancaman ini telah ditetapkan di dlm Al Qur’an sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguh orang yg mencelamu dialah yg terputus.”

Yakni terputus dari segala kebaikan
Ibnu Katsir menjelaskan: “yang mencelamu arti yg membencimu wahai Muhammad dan yg membenci apa yg engkau bawa dari petunjuk dan kebenaran serta bukti yg nyata. Dan yg terang dialah yg akan terputus yg hina dan tdk akan dikenang nama .

Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yg mencelamu adl musuh-musuhmu. Dan ini mencakup siapa saja yg memiliki sifat itu baik yg disebut atau yg lain.”

Jadi apa yg telah Allah ancamkan sangat mungkin terjadi pada individu atau kelompok pada masyarakat kita jika Allah tdk memberi rahmat-Nya. Bahkan bagi seseorang yg mengagungkan Sunnah-Sunnah Nabi lalu ia perhatikan perilaku manusia dlm mensikapi dgn sikap negatif dia akan mendapatkan kebenaran firman Allah  di atas di mana ia akan melihat tdk sedikit dari orang2 yg tertimpa musibah lantaran menghina Sunnah Nabi.

Sumber: www.asysyariah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar